
Panduan Lengkap Umroh Sesuai Sunnah Rasulullah ﷺ: Langkah demi Langkah
Umroh adalah perjalanan spiritual penuh berkah yang bisa dilakukan kapan saja—berbeda dengan Haji yang terikat waktu. Namun, agar ibadah ini bermakna dan sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ, kita perlu mengikuti langkah-langkah sesuai sunnah. Oleh karena itu, artikel ini hadir sebagai panduan lengkap, berbasis bukti akademis dan ajaran klasik yang dikenal luas, agar kamu bisa menjalankan Umroh dengan tenang dan tertib.
Memahami Ritual Dasar Umroh (Manasik)
Menurut literatur Islam kontemporer, Umroh melibatkan empat tahap utama: Ihram, Tawaf, Sa’i, dan Tahallul (Halq/Taqsir). Keempat tahap ini umum ditemukan dalam banyak panduan manasik modern.
Selain itu, penting dipahami bahwa setiap tahap bukan hanya ritual formal, melainkan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, memahami dasar-dasar manasik akan membuat ibadah lebih tertib dan penuh makna.
Persiapan Spiritual dan Fisik
Pertama, niat ikhlas sangat penting. Jangan sampai Umroh hanya menjadi ritual kosong—niatlah semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Selain itu, persiapan jasmani seperti vaksinasi dan menjaga kesehatan juga perlu diperhatikan, agar perjalanan tenang dan lancar.
Kemudian, persiapan mental juga tidak kalah penting. Misalnya, menjaga hati dari niat pamer, mempelajari doa-doa, serta melatih kesabaran. Oleh karena itu, jamaah akan lebih siap menghadapi tantangan perjalanan.
Memulai dengan Ihram
Di titik Miqat, kita memasuki kondisi ihram—dikenali dengan mengenakan pakaian khusus dan menahan diri dari larangan-larangan tertentu. Miqat ini sudah terdefinisi jelas, misalnya: Dzul Hulaifah, Al Juhfah, Qarnul Manazil, dan lain-lain.
Selanjutnya, dalam keadaan ihram, jamaah dianjurkan memperbanyak talbiyah. Dengan demikian, hati akan lebih khusyu sejak awal perjalanan ibadah.
Tawaf Mengitari Ka’bah
Setelah tiba di Masjidil Haram, lakukan Tawaf sebanyak tujuh putaran berlawanan arah jarum jam. Biasakan membaca “Bismillah, Allahu Akbar” di permulaan setiap putaran, dan sempurnakan dengan dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim jika memungkinkan.
Di samping itu, jangan lupa menjaga sikap sopan dan penuh hormat di sekitar Ka’bah, mengingat area ini adalah pusat spiritual umat Islam.
Sa’i: Menapaki Jejak Hajar Aswad
Berikutnya, Sa’i antara bukit Safa dan Marwah dilakukan sebanyak tujuh kali, diawali dari Safa dan diakhiri di Marwah. Sepanjang perjalanan, jamaah dianjurkan menghayati perjuangan Hagar dan Ismail serta terus berzikir dan berdoa.
Kemudian, ingatlah bahwa Sa’i bukan hanya rutinitas fisik. Dengan demikian, perjalanan bolak-balik ini dapat menjadi refleksi kesabaran, ikhtiar, dan tawakal.
Tahallul: Menghilangkan Simbol Ihram
Sebagai penanda selesainya Umroh, lakukan tahallul—bagi pria mencukur rambut atau halq, bagi wanita memendekkan beberapa helai saja (taqsir). Ini secara simbolik menandai berakhirnya ihram dan kembalinya kebiasaan harian diniatkan dengan ikhlas.
Akhirnya, tahallul mengajarkan kita arti kesederhanaan dan kepatuhan. Oleh karena itu, meski sederhana, tahallul sangat penting sebagai penutup ibadah.
Spiritualitas, Manfaat, dan Refleksi
Umroh bukan sekadar tour, melainkan momen menyucikan jiwa. Banyak artikel modern menjelaskan bahwa Umroh, terutama di bulan Ramadan, memiliki pahala setara Haji dan menyucikan diri dari dosa lalu.
Selain itu, perjalanan ini juga bisa menjadi kesempatan menguatkan iman dan memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta. Dengan demikian, Umroh dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengikuti panduan ini, kamu bisa menjalankan Umroh dengan tenang, tertib, dan sesuai sunnah. Mulai dari niat dan persiapan, hingga tahapan ritual seperti Ihram, Tawaf, Sa’i, sampai tahallul—semua adalah bagian penting yang perlu kita pahami dan jalankan dengan hati yang khusyu. Semoga ibadah Umroh kamu diterima, menjadi perjalanan yang memberi makna, dan mencerahkan hati. Aamiin.
Hubungi Kami:
Instagram : @sunnatravel.id
Whatsapp : +62 813 9800 2220