Zam Zam Square Jalan Raya Condet
+62 813 9800 2220

Mengikuti Contoh Rasulullah dalam Beribadah Umroh: Kenapa Kita Harus Mengikuti Sunnah?

Mengikuti Contoh Rasulullah dalam Beribadah Umroh: Kenapa Kita Harus Mengikuti Sunnah?

Mengikuti Contoh Rasulullah dalam Beribadah Umroh: Kenapa Kita Harus Mengikuti Sunnah?

Jamaah melaksanakan umroh sesuai sunnah Rasulullah di Masjidil Haram

Pendahuluan: Umroh yang Dicintai Allah adalah Umroh Sesuai Sunnah

Umroh sesuai sunnah bukan hanya sekadar perjalanan ibadah ke tanah suci, melainkan juga wujud kecintaan kita kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Allah memerintahkan kita untuk menjadikan beliau sebagai teladan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam tata cara beribadah. Sayangnya, banyak jamaah yang melakukan umroh hanya berbekal informasi dari brosur travel, tanpa mempelajari panduan umroh sesuai sunnah yang benar. Padahal, mengikuti tuntunan Rasulullah bukan hanya masalah keabsahan ibadah, tetapi juga keberkahan dan penerimaan di sisi Allah.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam alasan kenapa kita harus mengikuti sunnah Rasulullah dalam umroh, dalil-dalilnya, tata cara umroh sesuai sunnah, hingga tips praktis agar jamaah terhindar dari kesalahan umum di lapangan.


1. Mengapa Harus Mengikuti Sunnah dalam Umroh?

a. Perintah Langsung dari Allah

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat…” (QS. Al-Ahzab: 21)

Ayat ini menjadi dasar bahwa seluruh ibadah kita, termasuk umroh, harus mencontoh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.

b. Ibadah Harus Sesuai Tuntunan

Rasulullah bersabda:

“Barang siapa membuat perkara baru dalam urusan (agama) kami ini yang tidak ada tuntunannya, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, semua amalan yang tidak dicontohkan dalam umroh tidak akan diterima oleh Allah, meski niatnya baik.

c. Menghindari Kesalahan yang Membatalkan atau Mengurangi Pahala

Banyak jamaah yang melakukan kesalahan seperti thawaf sambil mengusap-usap dinding Ka’bah selain Hajar Aswad, atau menambah bacaan yang tidak diajarkan. Ini bukan hanya tidak sesuai sunnah, tetapi juga bisa mengurangi kesempurnaan ibadah.


2. Sejarah Umroh dalam Islam

Umroh sudah dikenal sejak masa jahiliyah, namun tata caranya dipenuhi dengan kesyirikan dan perbuatan bid’ah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam datang untuk meluruskan dan menyempurnakan pelaksanaannya. Dalam sejarah, beliau melaksanakan umroh sebanyak empat kali:

  1. Umroh Hudaibiyah (Tahun 6 H) – tidak terselesaikan karena dihalangi Quraisy.

  2. Umroh Qadha (Tahun 7 H) – sebagai pengganti Umroh Hudaibiyah.

  3. Umroh dari Ji’ranah (Tahun 8 H) – setelah perang Hunain.

  4. Umroh Bersama Haji Wada (Tahun 10 H) – umroh terakhir beliau.

Setiap pelaksanaan umroh beliau selalu penuh hikmah, disiplin mengikuti tuntunan Allah, dan tidak berlebihan dalam ritual.


3. Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah Rasulullah

a. Niat Umroh

Dilakukan di miqat yang ditentukan, dengan melafalkan:

لَبَّيْكَ عُمْرَةً
“Labbaika ‘umratan” (Aku penuhi panggilan-Mu untuk umroh)

b. Ihram

  • Pakaian ihram untuk pria: dua lembar kain putih tanpa jahitan.

  • Wanita: pakaian menutup aurat sesuai syariat, tanpa berlebih-lebihan.

  • Larangan ihram: memakai wangi-wangian, memotong kuku, berburu, dan lain-lain.

c. Thawaf

Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di titik yang sama. Setiap melewati Hajar Aswad, disunnahkan mengucap:

بسم الله والله أكبر
“Bismillah, Allahu Akbar”

d. Sa’i

Berjalan antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali, dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah. Pria disunnahkan berlari kecil di antara dua tanda hijau.

e. Tahallul

Memotong rambut minimal 3 helai (wanita) atau menggundul/memendekkan seluruh rambut (pria).


4. Kesalahan Umum Jamaah dalam Umroh

  1. Menambah ritual yang tidak dicontohkan – seperti mencium sudut Ka’bah selain Hajar Aswad.

  2. Bacaan tidak shahih – membaca doa-doa thawaf dari buku tanpa memahami artinya.

  3. Berdesakan berlebihan – mengganggu jamaah lain demi menyentuh Ka’bah.

  4. Tidak memahami larangan ihram – seperti memakai parfum atau memotong kuku.


5. Hikmah Mengikuti Sunnah dalam Umroh

  • Keikhlasan terjaga karena ibadah murni mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya.

  • Keselamatan dari bid’ah yang dapat merusak amalan.

  • Mendapat pahala maksimal karena Rasulullah bersabda:

    “Barang siapa menghidupkan sunnahku, maka ia mencintaiku.” (HR. Tirmidzi)


6. Tips Praktis Umroh Sesuai Sunnah

  • Belajar sebelum berangkat melalui kajian, buku, atau video dari ustadz Ahlus Sunnah.

  • Catat doa-doa penting dan pahami maknanya.

  • Ikuti arahan muthawif yang paham manhaj salaf.

  • Jaga adab di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

  • Perbanyak dzikir daripada sibuk selfie.


Kesimpulan

Mengikuti contoh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dalam umroh bukan hanya soal keabsahan ibadah, tetapi juga tentang kecintaan kita kepada beliau dan keinginan agar amalan kita diterima Allah. Jangan biarkan perjalanan umroh yang kita tunggu-tunggu seumur hidup menjadi sia-sia hanya karena kita tidak mempelajari tata cara yang benar. Umroh sesuai sunnah adalah kunci ibadah yang berkah dan diterima.


🔗 Rekomendasi Baca Juga:


📤 Source

  • rumaysho.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *