
Mengapa Niat Umroh Harus Bersih dan Ikhlas: Perspektif Sunnah Rasulullah
Pendahuluan
Umroh sesuai sunnah bukan hanya soal tata cara ibadah yang benar, tetapi dimulai dari niat yang bersih dan ikhlas. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa nilai ibadah sangat bergantung pada niat. Seorang muslim bisa melakukan perjalanan ke Makkah, melakukan thawaf dan sa’i, namun jika niatnya tidak murni untuk Allah, maka amal itu tidak akan diterima.
Di era modern, di mana perjalanan umroh sering dibarengi dokumentasi dan media sosial, menjaga niat menjadi ujian yang besar. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengapa niat umroh harus bersih dan ikhlas berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, kisah para sahabat, dan panduan praktis agar hati tetap lurus.
1. Kedudukan Niat dalam Ibadah
Dalam Islam, niat memiliki posisi sebagai ruh ibadah. Tanpa niat yang benar, amal akan sia-sia. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Niat adalah maksud dalam hati untuk melakukan ibadah sebagai ketaatan kepada Allah.”
Allah Ta’ala berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah, termasuk umroh, hanya diterima jika dilandasi keikhlasan.
2. Niat Umroh dalam Perspektif Sunnah Rasulullah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam selalu memulai ibadah umroh dengan niat yang murni, diiringi talbiyah penuh ketundukan. Beliau tidak pernah menjadikan umroh sebagai ajang pamer atau menunjukkan status sosial.
Dalam Zad al-Ma’ad, Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa niat adalah pondasi amal. Pondasi yang rapuh akan membuat bangunan amal runtuh, betapapun megahnya.
3. Bahaya Niat yang Tercampur
a. Riya’ (Pamer Ibadah)
Riya’ adalah melakukan ibadah untuk dilihat orang. Allah berfirman:
“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat riya’.”
(QS. Al-Ma’un: 4–6)
Jika seseorang berangkat umroh demi gengsi, status sosial, atau untuk diakui, ia telah terjebak dalam riya’.
b. Sum’ah (Ingin Didengar Orang)
Sum’ah adalah mencari popularitas dengan menceritakan amal agar dipuji. Misalnya, terus membicarakan fasilitas mewah selama umroh untuk menaikkan citra diri.
4. Dalil Keikhlasan dari Al-Qur’an dan Hadits
-
QS. Al-Kahfi: 110 – Amal shalih harus bebas dari syirik.
-
QS. Az-Zumar: 11 – Perintah beribadah dengan ikhlas.
-
Hadits riwayat Muslim: “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang murni dan untuk mencari wajah-Nya.”
5. Kisah Teladan Keikhlasan Niat Umroh
-
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam saat Umroh Hudaibiyah tetap berangkat walau dihalangi Quraisy, karena niatnya murni beribadah.
-
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu selalu berdoa memohon keikhlasan sebelum berangkat umroh atau haji.
-
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mencontohkan tata cara dan niat umroh persis seperti Rasulullah, tanpa tambahan yang tidak diajarkan.
6. Tanda-Tanda Niat Umroh yang Ikhlas
-
Tidak kecewa jika amal tidak dilihat orang.
-
Fokus pada doa dan dzikir daripada dokumentasi.
-
Tidak mencari keuntungan duniawi dari umroh.
-
Merasa sebagai hamba yang butuh ampunan, bukan sekadar wisatawan.
7. Cara Menjaga Niat Umroh Tetap Lurus
-
Sebelum Berangkat: perbanyak doa, istighfar, dan sedekah.
-
Saat Ibadah: kurangi hal yang memicu riya’, fokus pada amalan sunnah.
-
Setelah Pulang: lanjutkan amal shalih yang dibiasakan saat umroh.
8. Pembahasan Fiqih: Niat dalam Umroh Sesuai Sunnah
-
Niat dilakukan di miqat.
-
Cukup di hati, namun disunnahkan diiringi talbiyah.
-
Niat harus spesifik: umroh atau haji.
-
Mengubah niat tanpa uzur syar’i bisa memengaruhi sahnya ibadah.
9. Kesalahan Umum yang Merusak Niat
-
Berangkat umroh untuk pamer.
-
Menjadikan perjalanan sebagai ajang bisnis pribadi.
-
Mengutamakan belanja dan foto daripada ibadah.
10. Studi Kasus di Era Modern
-
Kasus 1: Umroh demi konten media sosial.
-
Kasus 2: Umroh karena gengsi keluarga.
-
Kasus 3: Umroh dengan tabungan bertahun-tahun, penuh syukur, dan tanpa pamer — contoh niat murni.
11. Tips Menghadapi Godaan di Era Digital
-
Batasi unggahan yang tidak perlu.
-
Fokus membagikan manfaat, bukan sekadar pamer.
-
Ingat bahwa pahala bisa berkurang jika niat bergeser.
12. Doa Memohon Keikhlasan
“Allahumma inni a’udzu bika an usyrika bika wa ana a’lam, wa astaghfiruka lima la a’lam.”
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari mempersekutukan-Mu sedangkan aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa yang tidak aku ketahui.)
13. Umroh Ikhlas Sebagai Investasi Akhirat
Umroh yang ikhlas menjadi sebab diampuninya dosa. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Umroh ke umroh adalah penghapus dosa di antara keduanya…”
(HR. Bukhari & Muslim)
14. Penutup
Niat adalah inti amal. Umroh sesuai sunnah tanpa niat ikhlas seperti jasad tanpa ruh. Mari kita jaga niat sebelum, saat, dan setelah ibadah agar setiap langkah menuju Baitullah menjadi jalan menuju ridha Allah.
🔗 Rekomendasi Baca Juga: