
Perjalanan Umroh yang Sesuai Syariat: Tuntunan dari Rasulullah dalam Setiap Langkah
Umroh adalah ibadah yang sangat mulia, menjadi salah satu kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengikuti jejak Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam. Namun, perjalanan umroh yang sesuai syariat bukan sekadar mengunjungi Makkah dan Madinah, melainkan melaksanakan setiap rukun dan sunnahnya dengan penuh penghayatan, sesuai tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
Sayangnya, masih banyak jamaah yang melaksanakan umroh hanya mengikuti kebiasaan atau arahan yang tidak sesuai dalil, sehingga terlewat keutamaan ibadah ini. Karena itu, penting bagi setiap Muslim memahami tuntunan umroh sesuai sunnah mulai dari niat hingga tahallul, agar perjalanan ini menjadi sah, berkah, dan diridhai Allah.
1. Niat Umroh: Awal Perjalanan yang Menentukan
Setiap amal tergantung pada niatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bagaimana niat yang benar dalam umroh?
-
Niat umroh dilakukan ketika masuk miqat.
-
Lafaz niat yang diajarkan:
لَبَّيْكَ عُمْرَةً
Labbaik ‘umratan (“Aku penuhi panggilan-Mu untuk umroh”) -
Niat dilakukan dengan hati, melafalkan hanya untuk membantu penghayatan.
Tips sunnah: Jangan menambah lafaz niat yang tidak diajarkan Rasulullah, karena ibadah ini harus sesuai tuntunan.
2. Memahami Miqat: Titik Awal Ihram
Miqat adalah batas wilayah yang ditentukan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam untuk memulai ihram. Hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan lokasi-lokasi miqat (HR. Bukhari dan Muslim).
Jenis Miqat
-
Miqat Zamani (waktu): Kapan pun di luar waktu haji.
-
Miqat Makani (tempat):
-
Dzul Hulaifah (Bir Ali) untuk jamaah dari Madinah
-
Juhfah untuk jamaah dari arah Syam
-
Qarnul Manazil untuk jamaah dari Najd
-
Yalamlam untuk jamaah dari Yaman
-
Dzat ‘Irq untuk jamaah dari Irak
-
Kesalahan umum: Memakai ihram dari bandara atau hotel di Makkah tanpa melewati miqat yang benar.
3. Larangan Selama Ihram
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menetapkan beberapa larangan ihram, di antaranya:
-
Memakai pakaian berjahit bagi pria
-
Menutup kepala bagi pria
-
Memakai wangi-wangian setelah niat ihram
-
Memotong rambut atau kuku
-
Berburu hewan darat
-
Melakukan hubungan suami istri atau pendahuluannya
Hikmahnya: Larangan ini mengajarkan kesederhanaan, kesabaran, dan fokus kepada ibadah.
4. Thawaf: Mengelilingi Ka’bah Sesuai Sunnah
Thawaf adalah inti umroh. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memulai thawaf dari Hajar Aswad, menjadikannya sisi kanan, dan mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar.
Adab Thawaf
-
Menggunakan pakaian ihram bersih
-
Menjaga wudhu
-
Tidak mendorong jamaah lain
-
Membaca doa-doa yang ma’tsur (tidak ada doa khusus setiap putaran)
Kesalahan umum: Membaca doa yang ditentukan per putaran padahal tidak ada dalilnya.
5. Sa’i: Meneladani Hajar dalam Mencari Air
Sa’i dilakukan antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Lakukanlah sa’i, karena Allah telah mewajibkan sa’i atas kalian.” (HR. Ahmad)
Tata cara sa’i sesuai sunnah
-
Memulai dari Shafa dengan membaca:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ (QS. Al-Baqarah: 158) -
Berdoa dan berdzikir di puncak Shafa dan Marwah
-
Berlari kecil di area hijau bagi laki-laki
6. Tahallul: Tanda Selesainya Umroh
Tahallul dilakukan dengan mencukur rambut:
-
Disunnahkan: Mencukur habis (halq) bagi pria
-
Boleh: Memotong sebagian (taqsir) jika tidak memungkinkan mencukur habis
-
Wanita: Memotong sedikit ujung rambut (seukuran ruas jari)
Keutamaan mencukur habis:
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam mendoakan tiga kali untuk yang mencukur habis, dan sekali untuk yang memendekkan rambut (HR. Muslim).
7. Menghidupkan Sunnah dalam Perjalanan Umroh
Selain rukun dan wajib umroh, ada amalan sunnah yang dianjurkan:
-
Shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
-
Memperbanyak doa di Multazam
-
Minum air zamzam sambil berdoa
-
Shalat di belakang Maqam Ibrahim setelah thawaf
8. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Umroh
Beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:
-
Mengusap dinding Ka’bah selain Hajar Aswad
-
Menetapkan doa tertentu di setiap putaran thawaf
-
Berdoa dengan suara keras mengganggu jamaah
-
Berdesakan untuk mencium Hajar Aswad hingga menyakiti orang lain
9. Hikmah Umroh Sesuai Syariat
Melaksanakan umroh sesuai tuntunan Rasulullah:
-
Menjaga kemurnian ibadah
-
Menghindarkan dari bid’ah
-
Mendapatkan pahala sempurna
-
Menumbuhkan rasa cinta kepada sunnah
10. Penutup: Menjadikan Umroh Sebagai Momentum Hijrah
Perjalanan umroh yang sesuai syariat bukan hanya perjalanan fisik menuju Tanah Suci, tetapi juga perjalanan hati menuju Allah. Dengan mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, setiap langkah menjadi ibadah yang diridhai.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…” (QS. Al-Baqarah: 196)
Maka, persiapkanlah ilmu sebelum berangkat, niatkan karena Allah, dan jadikan umroh sebagai awal perubahan menuju ketaatan.