
Keutamaan Berdoa di Multazam: Tempat yang Dikenal dalam Umroh dan Haji
Pendahuluan
Sahabat Sunna, salah satu momen paling istimewa bagi jamaah umroh dan haji adalah berdoa di Multazam, area di antara Hajar Aswad dan Baitullah. Banyak hadits dan ulama menekankan keutamaan berdoa di tempat ini karena doa yang dipanjatkan di Multazam memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Artikel ini akan membahas keutamaan berdoa di Multazam menurut Al-Qur’an dan Sunnah, serta memberikan panduan lengkap bagi jamaah umroh dan haji agar doa yang dipanjatkan lebih khusyuk dan sesuai sunnah.
1. Apa Itu Multazam?
Multazam adalah area di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, yang disebut juga sebagai tempat persis di hadapan Ka’bah. Kata “Multazam” berasal dari bahasa Arab yang berarti “melekat atau menempel”, karena orang-orang yang berdoa di sini dianjurkan melekatkan diri atau menyentuhkan dada dan tangan mereka ke Ka’bah saat berdoa.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya antara rukun Yamani dan Hajar Aswad ada bagian yang disebut Multazam, tidaklah seorang hamba datang kepada Allah dengan doa di sana melainkan Allah pasti mengabulkannya.”
(HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Dari hadits ini, jelas bahwa Multazam memiliki keutamaan khusus dalam berdoa bagi setiap muslim, baik jamaah haji maupun umroh.
2. Keutamaan Berdoa di Multazam
a. Doa yang Mustajab
Doa yang dipanjatkan di Multazam disebut sebagai salah satu doa yang paling mustajab, karena posisi Multazam berada di antara Hajar Aswad dan Ka’bah, dua tempat suci yang sangat diagungkan dalam Islam.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya doa di Multazam tidak ditolak.”
(HR. Al-Hakim dan disahihkan Al-Albani)
b. Mendekatkan Hati kepada Allah
Berdoa di Multazam bukan sekadar ritual fisik, tetapi juga mendekatkan hati kepada Allah. Saat jamaah melekatkan diri ke Ka’bah dan mengangkat tangan, hati menjadi lebih khusyuk, pikiran lebih fokus, dan perasaan lebih dekat dengan Sang Pencipta.
c. Momen Pengampunan Dosa
Selain doa dikabulkan, berdoa di Multazam juga merupakan momen untuk memohon ampunan Allah. Beberapa ulama menyebutkan bahwa berdoa dengan khusyuk di Multazam dapat menjadi sarana penghapus dosa-dosa kecil, sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam:
“Tidaklah seorang hamba berdoa di tempat yang dimuliakan Allah tanpa dosa-dosanya diampuni.”
3. Dalil dari Al-Qur’an dan Sunnah
a. Dalil Al-Qur’an
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku…”
(QS. Al-Baqarah: 186)
Ayat ini menegaskan bahwa doa yang ikhlas, terutama di tempat yang suci seperti Multazam, pasti didengar Allah.
b. Dalil Sunnah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam mencontohkan tata cara berdoa di Multazam:
-
Melekatkan dada dan tangan ke Ka’bah.
-
Menghadap ke arah Hajar Aswad.
-
Berdoa dengan khusyuk, tulus, dan mengharap ridha Allah.
Hadits ini menunjukkan bahwa tata cara fisik sangat dianjurkan, tapi yang paling penting adalah keikhlasan hati dan keyakinan doa akan dikabulkan.
4. Panduan Berdoa di Multazam bagi Jamaah Umroh dan Haji
a. Persiapan Sebelum Berdoa
-
Berwudhu – Meski tidak wajib, berwudhu meningkatkan kesucian diri saat mendekatkan diri ke Ka’bah.
-
Niat Ikhlas – Pastikan niat hanya untuk mengharap ridha Allah, bukan untuk pamer kepada orang lain.
-
Fokus dan Khusyuk – Singkirkan segala gangguan dan gangguan pikiran.
b. Tata Cara Berdoa di Multazam
-
Melekatkan Dada dan Tangan ke Ka’bah
Ini sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Beberapa jamaah menempelkan dahi atau dada ke Ka’bah, namun yang paling penting adalah rasa dekat dan khusyuk. -
Menghadap ke Hajar Aswad
Meskipun tidak wajib, sunnah untuk menghadap Hajar Aswad saat berdoa. -
Berdoa dengan Teks Sesuai Sunnah atau Permohonan Pribadi
Sahabat Sunna bisa berdoa dengan bahasa sendiri atau membaca doa-doa yang diajarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, seperti:“Ya Allah, ampunilah aku, sayangilah aku, berilah aku rezeki yang halal, jauhkan aku dari kesusahan dan penyakit.”
-
Mengangkat Tangan
Mengangkat tangan saat berdoa adalah sunnah yang dianjurkan untuk menunjukkan kerendahan diri di hadapan Allah. -
Berdoa dengan Penuh Keyakinan
Keyakinan adalah inti dari doa mustajab. Hindari ragu dan percayalah Allah akan mendengar doa.
c. Etika Berdoa di Multazam
-
Jangan mendorong atau memotong jamaah lain.
-
Tetap tertib meski ramai.
-
Fokus pada doa, bukan foto atau video.
-
Hindari doa yang bertentangan dengan syariat.
5. Doa-Doa yang Dianjurkan di Multazam
Beberapa doa yang bisa dibaca di Multazam:
-
Doa meminta ampunan:
“Astaghfirullah al-‘Azim alladzi la ilaha illa Huwa al-Hayyul-Qayyum wa atuubu ilaih.”
-
Doa permohonan rezeki:
“Allahumma inni as’aluka rizqan tayyiban wa ‘ilman nafi’an wa ‘amalan mutaqabbalan.”
-
Doa keselamatan dunia dan akhirat:
“Rabbana atina fid-dunya hasanatan wa fil-akhirati hasanatan wa qina ‘azabannar.”
Selain itu, sahabat Sunna juga bisa berdoa dengan bahasa sendiri, sesuai kebutuhan pribadi dan keluarga.
6. Waktu Terbaik Berdoa di Multazam
Meskipun doa di Multazam mustajab kapan saja, ada waktu yang lebih utama:
-
Saat Umroh atau Tawaf – Setelah menyentuh Hajar Aswad atau melewati Multazam.
-
Malam Hari – Suasana lebih tenang, jamaah lebih khusyuk.
-
Setelah Salat – Terutama salat wajib di Masjidil Haram.
7. Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Berdoa di Multazam
-
Berdoa dengan ragu atau kurang fokus – Doa tanpa keyakinan mengurangi keberkahan.
-
Meminta hal yang haram – Seperti doa untuk maksiat atau menzalimi orang lain.
-
Berlomba-lomba sampai menimbulkan keributan – Islam menekankan ketertiban dan adab saat di rumah Allah.
8. Kisah Para Sahabat tentang Multazam
Beberapa sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam pernah bercerita:
-
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa orang-orang yang berdoa di Multazam sering kembali dengan hati yang tenang dan penuh harapan, dan Allah mengabulkan doa mereka.
-
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu juga menekankan agar jamaah tidak terburu-buru dan tetap khusyuk saat berada di Multazam.
Kisah-kisah ini menegaskan nilai spiritual yang luar biasa dari Multazam, bukan sekadar ritual fisik.
9. Hubungan Multazam dengan Ibadah Umroh dan Haji
a. Umroh
Saat umroh, jamaah melakukan tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali. Pada setiap putaran, jamaah bisa menyentuh atau melewati Multazam, berdoa dengan khusyuk, dan memohon ampunan Allah.
b. Haji
Dalam ibadah haji, terutama tawaf haji dan umrah haji tamattu’, jamaah juga melewati Multazam. Berdoa di sini menambah keberkahan ibadah haji dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah.
10. Tips Praktis untuk Jamaah Umroh dan Haji
-
Datang lebih awal – Hindari jam sibuk agar bisa lebih tenang berdoa.
-
Gunakan pakaian yang rapi dan sesuai sunnah – Menambah khusyuk dan disiplin.
-
Fokus pada kualitas doa, bukan durasi – Satu doa khusyuk lebih baik daripada banyak doa tergesa-gesa.
-
Bawa niat tulus untuk keluarga – Doa untuk orang tua dan keluarga termasuk yang mustajab.
-
Ulangi doa di beberapa putaran tawaf – Tidak terbatas hanya satu kali.
Kesimpulan
Multazam adalah tempat istimewa di Masjidil Haram yang memiliki keutamaan luar biasa bagi setiap muslim, baik yang menunaikan umroh maupun haji. Berdoa di Multazam adalah cara mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, dan meraih doa mustajab.
Dengan mengikuti tata cara berdoa sesuai sunnah—melekatkan diri ke Ka’bah, menghadap Hajar Aswad, khusyuk, ikhlas, dan yakin doa akan dikabulkan—jamaah dapat mengoptimalkan momen spiritual di Multazam.
Sahabat Sunna, jangan sia-siakan kesempatan ini. Jadikan setiap doa di Multazam momen pribadi yang mendekatkan kita pada Allah subhanahu wa ta’ala.