Zam Zam Square Jalan Raya Condet
+62 813 9800 2220

Tata Cara Sa’i Sesuai Sunnah Rasulullah: Belajar dari Hadis Shahih

Tata Cara Sa’i Sesuai Sunnah Rasulullah: Belajar dari Hadis Shahih

Tata Cara Sa’i Sesuai Sunnah Rasulullah: Belajar dari Hadis Shahih

tata cara sa’i sesuai sunnah Rasulullah

Pendahuluan

Tata cara sa’i sesuai sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam adalah salah satu amalan penting dalam ibadah umrah maupun haji. Sa’i merupakan syiar yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an sebagai bagian dari ibadah yang penuh makna:

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar-syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 158).

Sa’i bukan sekadar ritual berjalan antara Shafa dan Marwah, tetapi ibadah yang sarat dengan sejarah, keteladanan, dan hikmah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tata cara sa’i sesuai sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, berdasarkan hadis-hadis shahih dan penjelasan ulama.


Sejarah Sa’i: Kisah Hajar dan Zamzam

Amalan sa’i mengingatkan kita pada perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, ketika mencari air untuk putranya Nabi Ismail ‘alaihis salam di lembah Makkah yang gersang.

Dalam hadis panjang riwayat Bukhari, diceritakan bahwa Hajar berlari bolak-balik antara Shafa dan Marwah hingga tujuh kali, mencari air untuk bayinya. Dari usaha itu, Allah menurunkan pertolongan berupa mata air zamzam.

Dari sinilah syariat sa’i ditetapkan, agar umat Islam mengingat pentingnya usaha dan tawakal kepada Allah.


Dalil Sa’i dalam Sunnah

Beberapa hadis shahih menjelaskan tata cara sa’i:

  1. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memulai sa’i dari Shafa:

    “Aku memulai dengan apa yang Allah dahulukan (yaitu Shafa).” (HR. Muslim).

  2. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam berdiri di atas Shafa, lalu berdoa dan bertakbir:

    “Beliau berdiri di atas Shafa, menghadap ke arah Ka’bah lalu bertakbir, membaca tahlil, dan berdoa panjang.” (HR. Muslim).

  3. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam berlari kecil di antara dua tanda hijau:

    “Ketika sampai di antara dua tanda hijau, beliau berlari kecil.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan dishahihkan Al-Albani).


Tata Cara Sa’i Sesuai Sunnah Rasulullah

1. Berniat Sa’i

Sa’i dilakukan setelah thawaf. Niat cukup dalam hati tanpa lafaz khusus.

2. Memulai dari Shafa

  • Naik ke bukit Shafa.

  • Menghadap Ka’bah.

  • Membaca doa:

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir. Laa ilaaha illallahu wahdahu, anjaza wa’dahu, wa nashara ‘abdahu, wa hazamal ahzaaba wahdahu.”

Doa ini diulang tiga kali, diselingi doa pribadi.

3. Menuju Marwah

  • Turun dari Shafa menuju Marwah.

  • Laki-laki disunnahkan berlari kecil di antara dua tanda hijau.

  • Wanita berjalan biasa.

4. Di Marwah

  • Saat sampai, berdiri menghadap Ka’bah.

  • Membaca doa yang sama seperti di Shafa.

5. Hitungan Sa’i

  • Shafa → Marwah = 1 kali.

  • Marwah → Shafa = 2 kali.

  • Total 7 kali, dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah.

6. Doa di Tengah Jalan

Tidak ada doa khusus, tetapi diperbolehkan membaca Al-Qur’an, doa, atau dzikir.


Sunnah-Sunnah dalam Sa’i

  1. Memperbanyak doa dan dzikir sepanjang sa’i.

  2. Laki-laki berlari kecil di antara dua tanda hijau.

  3. Menghadap Ka’bah dan berdoa di atas Shafa dan Marwah.

  4. Menutup sa’i dengan doa di Marwah.


Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Sa’i

  1. Memulai dari Marwah, bukan dari Shafa.

  2. Menganggap doa tertentu wajib dibaca.

  3. Tidak berlari kecil bagi laki-laki.

  4. Berhenti terlalu lama untuk foto-foto sehingga hilang kekhusyukan.


Perbedaan Pendapat Ulama dalam Sa’i

Hukum Sa’i

  • Jumhur ulama: Sa’i adalah rukun haji dan umrah (tanpa sa’i ibadah tidak sah).

  • Imam Malik: Menganggap sa’i wajib, namun jika ditinggalkan bisa diganti dengan dam.

Wajib Urut dari Shafa

Mayoritas ulama menegaskan wajib memulai dari Shafa. Jika dimulai dari Marwah, tidak sah.

Boleh Duduk Istirahat?

  • Para ulama membolehkan duduk sebentar untuk istirahat jika lelah, tetapi sa’i tetap dilanjutkan dari posisi terakhir.


Tanya Jawab Praktis Seputar Sa’i

1. Apakah sa’i bisa dilakukan dengan kursi roda?
Ya, sa’i tetap sah dengan kursi roda. Yang menjalankan kursi tidak wajib dalam kondisi ihram.

2. Apakah wanita haid boleh sa’i?
Boleh, karena sa’i tidak memerlukan thaharah. Yang dilarang hanya thawaf.

3. Apakah boleh berbicara saat sa’i?
Boleh, tetapi dianjurkan menjaga lisan dengan dzikir.

4. Bagaimana jika salah hitung jumlah putaran?
Jika ragu, ambil angka yang lebih sedikit (prinsip ihtiyath).

5. Bolehkah sa’i di lantai atas?
Boleh, karena lantai atas Shafa dan Marwah masih terhubung secara hukum.


Hikmah Sa’i dalam Kehidupan

  1. Tawakal setelah usaha – Hajar berlari bolak-balik tanpa hasil, tapi Allah menurunkan zamzam.

  2. Kesabaran dalam ujian – Mengajarkan bahwa pertolongan Allah datang setelah kesungguhan.

  3. Kehidupan adalah perjuangan – Sa’i menjadi simbol usaha yang berulang demi keberkahan.

  4. Menghormati peran wanita – Syariat sa’i terinspirasi dari perjuangan seorang ibu.


Sa’i dalam Rangkaian Umrah dan Haji

Dalam umrah: thawaf → sa’i → tahallul.
Dalam haji: thawaf ifadhah → sa’i → tahallul.
Sa’i tidak sah jika dilakukan sebelum thawaf.


Pandangan Ulama Kontemporer

  • Syaikh Ibnu Utsaimin: Menekankan pentingnya mengikuti tata cara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam secara detail.

  • Syaikh Shalih Al-Fauzan: Menegaskan bahwa doa khusus di buku manasik tidak wajib.

  • Lajnah Daimah: Mengingatkan agar jamaah fokus pada ibadah, bukan sibuk dokumentasi.


Penutup

Tata cara sa’i sesuai sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam adalah memulai dari Shafa, berjalan hingga Marwah sebanyak tujuh kali, disertai doa, dzikir, dan berlari kecil di antara tanda hijau bagi laki-laki. Ibadah ini penuh makna sejarah, fiqih, dan hikmah kehidupan.

Semoga Allah menerima sa’i kita dan menjadikannya amal shalih yang mendekatkan diri kepada-Nya.


🔗 Rekomendasi Baca Juga:


📤 Source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *