
Mendapatkan Keberkahan Tanah Suci: Cara Beribadah yang Sesuai dengan Syariat Islam
Bagi seorang Muslim, menginjakkan kaki di Tanah Suci Makkah dan Madinah adalah sebuah kehormatan besar. Setiap langkah yang kita ambil di sana adalah ibadah, setiap doa yang terucap adalah permohonan yang penuh harap. Namun, keberkahan yang sesungguhnya hanya akan didapatkan jika kita melaksanakan cara beribadah yang sesuai dengan syariat Islam. Tanpa mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, ibadah bisa kehilangan nilainya, bahkan terancam tertolak.
Mengapa Harus Sesuai Syariat?
Allah Ta’ala memerintahkan umat Islam untuk taat sepenuhnya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam:
“Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.”
(QS. Al-Hasyr: 7)
Ibadah di Tanah Suci bukan sekadar aktivitas fisik seperti thawaf, sa’i, atau wukuf di Arafah. Ibadah yang benar harus mencakup niat yang lurus, tata cara yang sesuai tuntunan, dan hati yang khusyuk. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka ia tertolak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menjadi pengingat bahwa ibadah harus dilakukan sebagaimana dicontohkan Nabi, tanpa menambah atau mengurangi.
1. Memurnikan Niat untuk Allah Semata
Setiap ibadah dimulai dengan niat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Kesalahan yang sering terjadi adalah sebagian jamaah menjadikan perjalanan haji atau umrah sebagai ajang pamer. Misalnya, sibuk mengunggah foto ke media sosial tanpa menjaga kekhusyukan, atau melakukan ibadah tertentu hanya demi dianggap saleh oleh orang lain. Padahal, riya’ dapat menghapus pahala.
Tips praktis:
-
Sebelum berangkat, perbanyak doa agar Allah memurnikan niat.
-
Batasi aktivitas foto atau video saat ibadah.
-
Ingat selalu tujuan utama: mengharap ridha Allah, bukan pengakuan manusia.
2. Mengikuti Tata Cara Rasulullah
Ibadah di Tanah Suci memiliki aturan yang jelas. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Ambillah dariku manasik kalian.”
(HR. Muslim)
Kesalahan yang sering ditemui:
-
Membaca doa khusus pada setiap putaran thawaf padahal tidak ada dalilnya.
-
Menyentuh Ka’bah di tempat yang tidak disunnahkan.
-
Membaca doa keras-keras hingga mengganggu jamaah lain.
Tips praktis:
-
Pelajari manasik haji dan umrah sebelum berangkat, misalnya melalui buku panduan atau kajian sunnah.
-
Ikuti panduan muthawif yang paham sunnah, bukan sekadar kebiasaan turun-temurun.
-
Gunakan doa-doa yang shahih dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
3. Menjauhi Amalan yang Tidak Dicontohkan
Banyak amalan tambahan yang dianggap baik, namun tidak ada tuntunannya dari Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam. Misalnya:
-
Mengusap-usap dinding Ka’bah selain Hajar Aswad dan Rukun Yamani.
-
Meletakkan kertas berisi doa di dinding Ka’bah.
-
Mengkhususkan shalat di tempat tertentu karena diyakini lebih mustajab tanpa dalil.
Perlu diingat, setiap kebaikan harus ada dasar syariatnya. Imam Malik rahimahullah pernah berkata:
“Barangsiapa membuat-buat dalam Islam suatu bid’ah yang dianggapnya baik, berarti ia telah menuduh Muhammad mengkhianati risalah.”
(Al-I’tisham, Asy-Syathibi)
4. Memperbanyak Dzikir dan Doa yang Shahih
Di Tanah Suci, setiap doa memiliki nilai yang lebih besar, khususnya di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Namun, doa harus sesuai tuntunan. Misalnya, ketika thawaf antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, Rasulullah membaca:
“Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah wa fil-aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaaban-naar.”
(QS. Al-Baqarah: 201)
Kesalahan yang sering terjadi adalah jamaah membaca doa-doa panjang dari buku tanpa memahami artinya, sehingga hilang kekhusyukan.
Tips praktis:
-
Hafalkan doa-doa pendek yang shahih.
-
Pahami artinya agar doa keluar dari hati.
-
Sisipkan doa pribadi yang tulus.
5. Menjaga Adab dan Akhlak
Keberkahan ibadah juga dipengaruhi oleh akhlak. Banyak orang beribadah secara fisik, tapi lupa menjaga sikap:
-
Berdesakan tanpa peduli jamaah lain.
-
Mendorong orang saat mencium Hajar Aswad.
-
Berbicara keras di masjid.
Allah mengingatkan:
“Dan janganlah kamu mengangkat suaramu melebihi suara Nabi.”
(QS. Al-Hujurat: 2)
Tips praktis:
-
Bersabar saat antri.
-
Gunakan suara lembut ketika berbicara di area masjid.
-
Ingat bahwa adab adalah bagian dari ibadah.
6. Memanfaatkan Setiap Waktu di Tanah Suci
Waktu di Tanah Suci sangat berharga. Jangan habiskan dengan belanja atau tidur berlebihan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memanfaatkan waktunya untuk:
-
Shalat wajib tepat waktu di masjid.
-
Membaca Al-Qur’an.
-
Berdzikir pagi dan petang.
-
Menuntut ilmu.
Tips praktis:
-
Buat jadwal harian agar ibadah lebih teratur.
-
Batasi waktu untuk hal-hal duniawi seperti belanja.
-
Utamakan ibadah di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.
7. Menjaga Keikhlasan Hingga Pulang
Keberkahan ibadah tidak hanya di Tanah Suci, tapi juga setelah pulang. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Tanda haji atau umrah mabrur adalah perubahan perilaku menjadi lebih baik:
-
Lebih rajin shalat.
-
Menjauhi dosa besar.
-
Bertambah kebaikan dalam amal sehari-hari.
Tips praktis:
-
Tetapkan target ibadah pasca-pulang, seperti rutin hadir di kajian sunnah.
-
Jaga semangat ibadah seperti saat di Tanah Suci.
-
Hindari kembali ke kebiasaan buruk sebelum berangkat.
Kesalahan Umum Jamaah di Tanah Suci
Agar lebih waspada, berikut beberapa kesalahan umum:
-
Fokus pada foto dan video daripada ibadah.
-
Menyentuh semua sudut Ka’bah padahal tidak disunnahkan.
-
Berdoa keras-keras sehingga mengganggu jamaah lain.
-
Mengkhususkan amalan tertentu tanpa dalil.
-
Tidak mempelajari manasik sebelum berangkat.
Kesimpulan
Mendapatkan keberkahan Tanah Suci bukan hanya tentang mengunjungi Makkah dan Madinah, tapi melaksanakan cara beribadah yang sesuai dengan syariat Islam. Dengan niat yang ikhlas, tata cara yang mengikuti sunnah, menghindari amalan bid’ah, menjaga adab, dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, insyaAllah keberkahan akan menyertai hingga kembali ke tanah air.
Semoga Allah menerima ibadah kita dan mengembalikan kita dari Tanah Suci dengan iman yang lebih kuat, hati yang lebih lembut, dan amalan yang lebih banyak.